Kali ini aku mau sedikit membahas ihwal beberapa hal agak sangat mengganggu pengelihatan dan pola pikir gue. Kenapa aku bahasnya melalui blog? Karena ini satu-satunya diary aku yang bisa dibaca oleh banyak orang. Kalian semua pasti suka nonton TV kan? Yap. Kali ini aku akan membahas TV dan kawan-kawannya.
Pernah gak kalian berfikir kalau Seluruh Rakyat Indonesia itu sudah diracuni oleh acara-acara TV yang ‘kurang’ bermutu? Kenapa aku nulis begini? Karena memang kenyataanya menyerupai itu. Acara tv kita sekarang dipenuhi dengan hal-hal berbau mistis, program musik yang penuh belum dewasa 4l@y. Dan aku gak perlu sebutin rujukan acaranya, kalian semua pasti udah tau.
Gue sendiri merasa prihatin dengan program yang ada di tv sekarang. Semakin lama, aku semakin nggak ngerti dengan acara-acara tersebut. Ada program yang ngajak penontonnya joget-joget malem-malem tapi aku belum nemuin dimana unsur hiburan dan komedi mendidiknya. Sebut saja YK*S. Awalnya aku tertarik dengan program ini, tapi semakin kesini, aku mulai asing sama acaranya. Kalian gak bosen? Liat program joget-joget yang sama berbulan-bulan? Kalo aku sih bosen. Belum lagi isi acaranya makin gak jelas, mulai ada hipnotis hingga ada kuis yang nyiksa hostnya menyerupai beberapa hari yang lalu. Para host di cabutin bulu kakinya dan di kasi duit 200rb. Gue yg ngebayangin 1 bulu kaki di cabut aja udah ngilu, apalagi dicabut sampe botak? Sakit nyet! Mana sisi pendidikannya? Ini sih namanya bully. Kalau hingga anak kecil pada ikut-ikutan menyerupai mereka, siapa yg mau tanggung jawab?
Lanjut lagi dengan program hiburan di salah satu stasiun TV, sebut saja AN*TV. Kalian tau program “Camfur-camfur” kan? Itu lho program talkshow yang gak terperinci ujungnya. Beberapa waktu lalu ada dongeng dimana Salah satu artis gres di hipnotis dan membuka aibnya didepan kamera, dan itu LIVE. Kalau sekedar malu ia masih suka ngompol sampe tua, aku sih ga masalah. Masalahnya, ini ialah malu rumah tangga. Bukankah dilarang ikut campur dalam rumah tangga orang lain? Dosa gak? Pasti dosa lah, apalagi kalau mereka hingga bercerai.
Kalau ihwal acara-acara musik, aku ga mau nulis banyak-banyak lah. Kalian semua pasti udah tau. Acara itu hanya memberi daerah untuk band-band bingung dan memberi kepercayaan kalau patah hati, rasanya kayak mau mati. Gue kangen masa-masa masih tayangnya M*TV. Gue juga kangen masa-masa dimana anak kecil punya tontonan dan musiknya sendiri tiap pagi dan sore. Gue kangen semua program kartun marathon yang bisa membuat daya khayal dan imajinasi belum dewasa berkembang. Boleh tanya deh buat kalian yang punya anak kecil umur 4-7tahun. Mereka lebih tau/hafal mana lagu-lagu AT Mahmud atau “Boyband/Girlband”? Mendidik kah? Nggak. Yang ada para anak kecil arif balig cukup akal belum pada waktunya. Alias gede alasannya ialah karbitan.
Yang lebih parah dan paling menyedihkannya ialah frekuensi program TV bangsa ini sudah di rampok oleh Para Orang kaya yang haus akan tahta dan kekuasaan.
Yak, benar. Kampanye Partai yang disiarkan di TV. Padahal, Komisi Penyiaran Indonesia[KPI] secara tegas melarang para Capres/Caleg untuk melaksanakan Kampanye di televise. Tapi apa hasilnya? Mereka tetap membandel. Kenapa Stasiun TV tersebut tidak nurut saja? Ya wong itu punya mereka, terperinci saja anak buahnya di bungkam. Dan mereka tentu saja akan memilih bungkam daripada harus di pecat kan? :)
Sebut saja beberapa KUIS pencitraan yang diadakan di beberapa TV. Ya, kalian bener lagi. Kuis Kebangsa[t]an karya MN*C Group. Sudah settingan, pencitraan pula. Kenapa aku bilang settingan? Monggo di cek di yutub. Semuanya ada disana. Ada juga beberapa “Owner” stasiun tv menyiarkan iklan berbau Kampanye partai disela-sela acaranya. KPI bisa apa? KPI hanya bisa diam. Kenapa? Karena para owner yang seenaknya itu punya uang dan kekuasaan.
Sebut saja beberapa KUIS pencitraan yang diadakan di beberapa TV. Ya, kalian bener lagi. Kuis Kebangsa[t]an karya MN*C Group. Sudah settingan, pencitraan pula. Kenapa aku bilang settingan? Monggo di cek di yutub. Semuanya ada disana. Ada juga beberapa “Owner” stasiun tv menyiarkan iklan berbau Kampanye partai disela-sela acaranya. KPI bisa apa? KPI hanya bisa diam. Kenapa? Karena para owner yang seenaknya itu punya uang dan kekuasaan.
Gue mengajak kalian semua berfikir cerdas dan kedepan demi kita semua. Mulai dari acara-acara yang kurang bermutu hingga kampanye. Untuk yang suka menonton acara-acara alay dan gak terperinci pendidikannya, mungkin kalian tertawa, tapi coba pikir kembali, apa pelajaran yang kalian dapat disana selain gossip dan dimana penyiksaan & rasa sakit itu dianggap lucu. Mungkin kita bisa dikatakan bangsa yang Bahagia alasannya ialah cukup akan hiburan, tapi kita jg bisa dibilang bangsa yang Bodoh karena miskin akan isu yang memiliki nilai pendidikan yang bermutu.
Kembali ke problem penyiaran kampanye diatas. Coba deh kalian pikirkan baik-baik, KPI membuat peraturan dimana Partai-partai dilarang menyiarkan atau berkampanye melalui media televise. Dan mereka melanggarnya. Mereka boleh saja berteriak ”Anti Korupsi, Restorasi, dll.” Tapi apa? Gak ada bukti. Makara gini, apa yang membuat mereka akan menepati janji-janjinya kalau terpilih nanti, kalau sekarang saja mereka sudah melanggar peraturan? Pikirkan baik-baik dan pilih pemimpin kalian secara bijak.
Untuk orang dewasa, lebih baik matikan tv daripada kalian menunjukkan tontonan yang kurang bermutu untuk anak kalian. Ajak mereka jalan-jalan ke toko buku, taman bermain, museum atau objek wisata lainnya. Itu akan jauh lebih memiliki kegunaan untuk pendidikan anak anda, ketimbang mereka joget-joget dan kalian bilang itu LUCU. Anak kalian bukan badut, jadi jangan diajarkan joget-joget dengan gerakan yang aneh. Ajarkan mereka biar jadi cerdas dan bisa menjadi pemimpin suatu hari nanti. Jangan lupa, tulis hinaan dan caci maki kalian di kolom komentar dibawah ya! :)
Sumber http://www.blogfakta.com
0 Komentar untuk "Acara TV: Menghibur atau Menyedihkan?"